Harga Minyak Dunia Turun, Peluang Maskapai RI Raup Untung

Kondisi ini, menurut Emir, bisa dimanfaatkan maskapai penerbangan termasuk di Indonesia untuk mendulang untung yang besar. Keuntungan itu bisa dipupuk sebagai modal perusahaan.
Emir menjelaskan, peluang meraup keuntungan yang besar ini bisa didapat dari penghematan yang diraih dengan adanya penurunan harga minyak. Menurutnya, biaya bahan bakar berkontribusi hampir separuh dari total biaya operasi sebuah maskapai penerbangan.
“Komponen utama kan avtur, fuel (bahan bakar) hampir 45% dari total biaya operasi kita. Sedangkan hargafuel lagi turun. Ini kesempatan yang baik airlines bisa memupuk keuntungan supaya jadi modal internal. Ini bisa dilaksanakan,” ujarnya.
Modal yang besar ini bisa dimanfaatkan untuk menambah armada, atau ekspansi lainnya sehingga maskapai penerbangan bisa memiliki skala usaha yang lebih besar.
“Sehingga penerbangan ini bisa lebih produktif dan profit,” kata dia.
Bila perusahaan penerbangan bisa memanfaatkan peluang ini, maka di masa depan mereka bisa mendulang keuntungan yang lebih besar ini. Mengingat, permintaan perjalanan udara dengan pesawat terbang kian meningkat meskipun saat ini dunia terus dibayangi isu perlambatan ekonomi.
“Demand di tengah ekonomi melambat katanya pertumbuhan penumpang (pesawat terbang) stagnan juga. Tapi kenyataannya nggak begitu. Penerbangan masih meningkat, orang masih bepergian, airlines asing tetap tambah rute. Indonesia juga masih bagus, jumlah penumpang masih naik. Bahkan catatannya orang Indonesia yang terbang ke Jepang misalnya, masih mengalami peningkatan 30%. Artinya bisnis lagi bagus. Kalau nggak dimanfaatkan, peluang di masa depan bisa lewat,” pungkas dia.